Baru-baru ini ada dua anak bangsa menciptakan e-Learning yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dunia pendidikan di Indonesia. Kedua anak tersebut adalah Hafizh Bayhaqi (12) dan Naisyilla Nurina Rahmawati (14), asal Bojonggede, kabupaten Bogor, Jawa barat.
Platform bernama Pintar Online ini tidak hanya memfasilitasi kebutuhan guru dan siswa dalam proses pembelajaran saja, tapi juga kebutuhan orang tua dalam memantau perkembangan akademis anaknya disekolah, bahkan juga untuk berkomunikasi dengan para pengajarnya.
Hafizh menuturkan, ide menciptakan Platform Pintar Online berawal dari coba-coba membuat platform e-Learning untuk kebutuhan belajar adiknya, Alfaridzi Bayhaqi (9).
Hafizh memulai homeschooling sejak duduk dibangku kelas 3 SD, sedangkan adiknya mengikuti jejaknya saat kelas 2 SD.
"Biar adik saya bisa belajar seperti sekolah pada umumnya, saya bikin platform e-Learning. Setelah berhasil lalu muncul ide bagaimana jika platform e-Learning ini diterapkan disekolah," Kata Hafizh.
Hafizh yang tengah menekuni bidang IT ini lalu mengajak temannya, Naisyilla Nurani Rahmawati, yang memiliki kemampuan desain untuk membuat platform dengan menggunakan dua perangkat lunak Learning Management System (LSM) dan Content Management System (CMS).
Dua perangkat lunak itu pun dia ciptakan sendiri menggunakan Asp.Net Core sebagai Backend-nya.
Kurang lebih dua bulan, Hafizh dan Naisyilla berhasil menyelesaikan website platform e-Learning yaitu aplikasi www.pintar.online untuk jenjang SD, SMP, SMA/SMK.
Hafizh kemudian menawarkan platform e-Learning pintar online secara gratis melalui fasilitas webinar atau sebuah seminar dengan para guru yang difasilitasi seamolec dan seameo.
Kini sudah ada 54 sekolah di seluruh Indonesia yang menggunakan platform e-Learning ini.
"Sekolah manapun bisa menggunakan platform Pintar Online tanpa dipungut biaya atau gratis." kata hafizh. menurutnya , membuat platform e-Learning hanyalah untuk berkontribusi terhadap dunia pendidikan juga sebagai sarana mengasah kemampuannya dalam dunia pemrograman komputer.
Abdul hakim Budiman, ayah hafizh menuturkan, sejak kelas 3 SD hafizh memang enggan melanjutkan sekolah konvensional. " Dia lebih memilih sekolah dirumah, saya tidak masalah selama itu memang keinginannya." kata Hakim, Mantan guru matematika itu.
Awalnya hakim menekuni ilmu matematika mengikuti jejak ayahnya. Dua tahun kemudian, ia tertarik belajar coding atau ilmu pemrograman komputer.
"Saya juga akhirnya mau gak mau ikut ikut mempelajari bidang itu, kalau ada sesuatu yang sekiranya belum saya pahami suka nanya ke temen praktisi ." Hakim menambahakan
Ingin bisa coding dan membuat aplikasi juga seperti Hafizh ? Yuk, belajar bersama disini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar